Bayangkan lautan yang dipenuhi pakaian putih. Orang-orang dari seluruh penjuru dunia berkumpul di satu tempat. Itu haji. Ini adalah reuni keluarga besar yang tidak pernah Anda ketahui, bacaan yang direkomendasikan!
Haji mengacu pada ziarah tahunan yang dilakukan oleh umat Islam di Arab Saudi. Ini juga merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang fundamental. Perjalanan tersebut harus dilakukan oleh setiap muslim yang mempunyai sarana untuk itu. Bayangkan jutaan peziarah melakukan perjalanan secara bersamaan. Kedengarannya kacau. Ya itu. Tapi itu juga sangat indah.
Pertama, Anda terkejut dengan keragamannya. Warga Indonesia berbincang dengan peziarah asal Nigeria dan wisatawan asal Turki, sementara warga Indonesia berbagi tanggal. Seolah-olah Anda melangkah ke peta aksi langsung di mana setiap orang berbicara dalam bahasa yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama.
Ahmed, dari Mesir, dan Fatima (dari Malaysia) bertemu saat mereka sedang mengantri sebelum salat wudhu. Meskipun ada kendala bahasa, mereka mampu menyatukan iman mereka dan bertukar cerita tentang rumah mereka. Ahmed tertawa ketika dia memerankan bagaimana untanya tidak bergerak selama perjalanan di gurun pasir, dan Fatima menceritakan kisah-kisah tentang kota ramai tempat dia tinggal di kampung halamannya.
Haji tidak datang dengan mudah. Tuntutan fisik bisa sangat berat. Peziarah melakukan perjalanan jarak jauh, terkadang saat hujan lebat atau terik matahari. Beberapa bertelanjang kaki untuk menunjukkan pengabdian mereka. Kesulitan yang ada bukannya tanpa persahabatan. Orang asing bisa menjadi teman setelah seseorang menawarkan air kepada sesama jamaah haji atau membantu mengatur Ihramnya.
Sedangkan bagi Ihram, pakaian ini menarik karena mampu menghilangkan perpecahan sosial. Anda bisa menjadi petani miliarder dan tetap mengenakan pakaian yang sama. Tidak ada bagian VIP. Ini semua tentang kesetaraan di hadapan Tuhan.
Anda juga dapat mengalami momen-momen menakjubkan, seperti ketika dua juta orang berdoa dengan sungguh-sungguh di Gunung Arafat memohon belas kasihan dan pengampunan. Ini adalah rollercoaster emosional. Air mata mengalir saat manusia mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan.
Haji menjadi pengalaman yang lebih menyatukan dengan makanan. Pedagang kaki lima di Mekah, atau tempat makan di Mekah, menawarkan segalanya mulai dari baklava manis hingga kebab pedas.
Sarah dari Kanada tersesat di tengah kerumunan di dekat Ka’bah, yang merupakan bangunan suci berbentuk kubus yang menghadap umat Islam untuk salat di seluruh dunia. Dia kemudian dibimbing oleh seorang lelaki tua yang kemudian dia ketahui adalah seorang imam (tokoh agama) dari Senegal. Mereka bahkan berbagi makanan selama kunjungan mereka!
Bukan hanya teknologi yang dapat membantu menjembatani kesenjangan generasi. Bukan hal yang aneh bagi jamaah haji yang lebih muda untuk membantu jamaah yang lebih tua menavigasi aplikasi dengan informasi real-time mengenai waktu sholat di tempat-tempat suci atau petunjuk arah.
Bahkan setelah pulang ke rumah pasca haji, pengalaman itu tetap melekat selamanya dalam kenangan & hati sama-sama menciptakan ikatan seumur hidup yang melampaui batas/budaya/bahasa mengingatkan kita semua bahwa kita adalah bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar dari diri kita sendiri!
Memulai pengembaraan spiritual ini layak dilakukan jika diberi kesempatan.